Leicester City Lolos Ke Babak 16 Besar Liga Champions Eropa Sebagai Juara Grup G
Leicester City memang menunjukkan performa bagus di Eropa; mereka sukses mengumpulkan nilai 13 dari 5 pertandingan yang dijalani. Berbeda dengan hasil di kompetisi domestik; Leicester City hanya mendapat nilai 12 dari 12 laga di Liga Primer Inggris. Pada saat menjamu Club Brugge; Leicester City sudah unggul 1 gol di menit kelima dan unggul 2 gol saat pertandingan memasuki menit 30. Setelah itu agresivitas tim tuan rumah menurun dan memberi peluang bagi tim tamu untuk mengembangkan permainan. Leicester City harus berjuang keras mengorganisir pertahanan meski akhirnya harus kebobolan sebuah gol. Setelah menjalani babak kedua yang menegangkan; Leicester City mampu mengakhiri laga dengan kemenangan 2 – 1 dan memastikan diri lolos ke babak knock out.
Gol pertama Leicester City diawali keberhasilan Marc Albrighton merebut bola dari penguasaan Jelle Vossen di pinggir kotak penalti. Albrighton berhasil mengirim bola kepada Christian Fuchs yang melakukan overlap dan meneruskan bola dengan sebuah umpan silang yang sukses dikonversi menjadi gol oleh Shinji Okazaki. Sebuah ulangan skema serangan balik cepat dan efektif yang sukses membawa mereka menjadi juara Inggris musim lalu. Kepercayaan diri para pemain Leicester City mungkin juga disebabkan oleh fakta bahwa Club Brugge mengalami 4 kekalahan di 4 pertandingan Grup G; sebuah situasi yang membuat Jamie Vardy dan kawan – kawan dengan tenang naik untuk menyerang.
Pergerakan Jamie Vardy dan Riyad Mahrez yang seringkali memanfaatkan lebar lapangan seringkali menyulitkan kedua full back Club Brugge. Dion Cools dan Laurens De Bock harus bekerja keras mencegah para pemain depan Leiester City memanfaatkan lebar lapangan untuk memberi ancaman di dalam kotak penalti melalui Okazaki. Sebuah kesalahan yang dilakukan Dion Cools yang menjatuhkan Marc Albrighton di dalam kotak penalti menjadi awal dari gol kedua Leicester City. Riyad Mahrez dengan tenang mengeksekusi tendangan penalti dan membobol gawang Ludovic Butelle untuk menggandakan keunggulan Leicester City.
(BACA JUGA: The Foxes kesulitan pada laga melawan Copenhagen)
Situasi pertandingan sedikit berubah setelah Leicester City unggul 2 gol; para pemain Club Brugge mulai mendapat kesempatan naik menyerang. Seteh sebelumnya sering menumpuk 10 pemain di area lapangan sendiri; Club Brugge mulai berani memperlihatkan agresi yang berbuah sebuah gol di menit 53 oleh Jose Izquierdo. Gol tersebut diawali dengan Fuchs yang kehilangan bola di paruh lapangan sendiri; Izquierdo segera berlari cepat ke arah gawang Leicester City yang dikawal Ron Robert Zieler. Penyerang Kolombia tersebut dengan tenang melakukan tembakan akurat dari sudut sempit untuk mencetak gol ge gawang Ron Robert Zieler. Meski gol tersebut menjadi satu – satunya gol bagi Club Brugge di pertandingan tersebut; namun mereka sempat beberapa kali mengancam gawang tim tuan rumah. Kapten Timmy Simons yang akan berulang tahun ke-40 bulan depan menjadi jenderal lapangan tengah yang berkali – kali memberi tekanan pada lini belakang Leicester City hingga akhir pertandingan.
Gol pertama Leicester City diawali keberhasilan Marc Albrighton merebut bola dari penguasaan Jelle Vossen di pinggir kotak penalti. Albrighton berhasil mengirim bola kepada Christian Fuchs yang melakukan overlap dan meneruskan bola dengan sebuah umpan silang yang sukses dikonversi menjadi gol oleh Shinji Okazaki. Sebuah ulangan skema serangan balik cepat dan efektif yang sukses membawa mereka menjadi juara Inggris musim lalu. Kepercayaan diri para pemain Leicester City mungkin juga disebabkan oleh fakta bahwa Club Brugge mengalami 4 kekalahan di 4 pertandingan Grup G; sebuah situasi yang membuat Jamie Vardy dan kawan – kawan dengan tenang naik untuk menyerang.
Pergerakan Jamie Vardy dan Riyad Mahrez yang seringkali memanfaatkan lebar lapangan seringkali menyulitkan kedua full back Club Brugge. Dion Cools dan Laurens De Bock harus bekerja keras mencegah para pemain depan Leiester City memanfaatkan lebar lapangan untuk memberi ancaman di dalam kotak penalti melalui Okazaki. Sebuah kesalahan yang dilakukan Dion Cools yang menjatuhkan Marc Albrighton di dalam kotak penalti menjadi awal dari gol kedua Leicester City. Riyad Mahrez dengan tenang mengeksekusi tendangan penalti dan membobol gawang Ludovic Butelle untuk menggandakan keunggulan Leicester City.
(BACA JUGA: The Foxes kesulitan pada laga melawan Copenhagen)
Situasi pertandingan sedikit berubah setelah Leicester City unggul 2 gol; para pemain Club Brugge mulai mendapat kesempatan naik menyerang. Seteh sebelumnya sering menumpuk 10 pemain di area lapangan sendiri; Club Brugge mulai berani memperlihatkan agresi yang berbuah sebuah gol di menit 53 oleh Jose Izquierdo. Gol tersebut diawali dengan Fuchs yang kehilangan bola di paruh lapangan sendiri; Izquierdo segera berlari cepat ke arah gawang Leicester City yang dikawal Ron Robert Zieler. Penyerang Kolombia tersebut dengan tenang melakukan tembakan akurat dari sudut sempit untuk mencetak gol ge gawang Ron Robert Zieler. Meski gol tersebut menjadi satu – satunya gol bagi Club Brugge di pertandingan tersebut; namun mereka sempat beberapa kali mengancam gawang tim tuan rumah. Kapten Timmy Simons yang akan berulang tahun ke-40 bulan depan menjadi jenderal lapangan tengah yang berkali – kali memberi tekanan pada lini belakang Leicester City hingga akhir pertandingan.